11.24.2008

JALANKU UNTUK MENCINTAI ALLAH

Hari itu di pemakaman, siang begitu terik dan menyengat. Para pelayat yang kebanyakan berbaju hitam memadati lokasi pemakaman. Di antara begitu banyak orang, wanita cantik itu berdiri mengenakan pakaian dan kerudung berwarna putih, ekspresi tenang terlihat di raut wajah yang tersaput kesedihan.

Pada saat penguburan berlangsung, sebelum jenazah dimasukkan ke liang lahat, wanita itu mendekati jenazah yang terbungkus kain kafan kemudian mencium bagian kening jenazah dan membisikkan kata-kata tak
terdengar dengan perasaan dan suasana yang sulit kulukiskan. Aku melihat keharuan di antara para pelayat menyaksikan adegan itu.

Wanita itu adalah istri dari laki-laki yang pada hari itu dikubur. Setelah acara penguburan selesai satu persatu pelayat mengucapkan kalimat duka cita kepada wanita tersebut yang menyambut ucapan itu dengan senyuman manis dan kesedihan yang telah hilang dari wajahnya, seolah-olah pada saat yang seharusnya menyedihkan itu dia merasa bahagia.

Kudekati wanita itu.

"Kak, yang sabar ya, insya Allah abang diterima dengan baik di sisi-Nya," ujarku perlahan. Dia menatapku dengan senyuman tanpa kata-kata. Rasa penasaran menyeruak dalam hatiku melihat ekspresinya. Tapi perasaan itu tidak kuungkapkan.

Beberapa hari setelah pemakaman itu, aku datang ke rumah wanita itu.
Kudapati ia sedang mengurus kembang mawar putih seperti apa yang sering
dilakukannya. Kusapa dia dengan wajar, "Assalaamu'alaikum, sedang sibuk
kak?" tanyaku

"Wa'alaikusallam. .. Oh adik, ayo duduk dulu," jawabnya seraya membereskan perlengkapan tanaman.

"Saya mengganggu kak?" tanyaku lagi,

"Kenapa harus mengganggu dik, ini kakak sedang menyiapkan bunga untuk dzikir nanti malam," jawabnya.

Sesaat setelah jawaban terakhir suasana hening terjadi di antara kami.
Dengan hati-hati kuajukan perasaan yang selama beberapa hari mengganjal di hatiku. "Kak, apakah kakak tidak merasa sedih dengan kepergian abang?" tanyaku.

Dia menatapku dan berkata, "Kenapa adik bertanya seperti itu?"

Aku tidak segera menjawab karena takut dia tersinggung, dan, "Karena kakak justru terlihat bahagia menurut adik, kakak tersenyum pada saat pemakaman dan bahkan tidak mencucurkan airmata pada saat kepergian abang," ujarku.

Dia menatapku lagi dan menghela nafas panjang. "Apakah kesedihan selalu
berwujud air mata?" Sebuah pertanyaan yang tidak sanggup kujawab. Kemudian dia meneruskan kembali perkataanya. "Kami telah bersama sekian lama, sebagai seorang wanita aku sangat kehilangan laki-laki yang kucintai, tapi aku juga seorang istri yang memiliki kewajiban terhadap seorang suami. Dan keegoisanku sebagai seorang wanita harus hilang ketika berhadapan dengan tugasku sebagai seorang istri," katanya tenang.

"Maksud kakak?" aku tambah penasaran.

"Sebuah kesedihan tidak harus berwujud air mata, kadang kesedihan juga
berwujud senyum dan tawa. Kakak sedih sebagai seorang wanita tapi bahagia sebagai seorang istri. Abang adalah seorang laki-laki yang baik, yang tidak hanya selalu memberikan pujian dan rayuan tapi juga teguran. Dia selalu mendidik kakak sepanjang hidupnya. Abang mengajarkan kakak banyak hal. Dulu abang selalu mengatakan sayang pada kakak setiap hari bahkan dalam keadaan kami tengah bertengkar. Kadang ketika kami tidak saling menyapa karena marah, abang menyelipkan kata sayang pada kakak di pakaian yang kakak gunakan. Ketika kakak bertanya kenapa? abang menjawab, karena abang tidak ingin kakak tidak mengetahui bahwa abang menyayangi kakak dalam kondisi apapun, abang ingin kakak tau bahwa ia menyayangi kakak. Jawaban itu masih kakak ingat sampai sekarang. Wanita mana yang tidak sedih kehilangan laki-laki yang begitu menyayanginya? Tapi ..."

Dia menghentikan kata-katanya.

"Tapi apa kak?" kejarku.

"Tapi sebagai seorang istri, kakak tidak boleh menangis," katanya tersenyum.

"Kenapa?" tanyaku tidak sabar. Perlahan kulihat matanya menerawang.

"Sebagai seorang istri, kakak tidak ingin abang pergi dengan melihat kakak sedih, sepanjang hidupnya dia bukan hanya laki-laki tapi juga seorang suami dan guru bagi kakak. Dia tidak melarang kakak bersedih, tapi dia selalu melarang kakak meratap, kata abang, Allah tidak suka melihat hamba yang cengeng, dunia ini hanya sementara dan untuk apa ditangisi."

Wanita itu melanjutkan, "pada satu malam setelah kami sholat malam
berjamaah, abang menangis, tangis yang tidak pernah kakak lupakan, abang berkata pada kakak bahwa jika suatu saat di antara kami meninggal lebih dahulu, masing-masing tidak boleh menangis, karena siapa pun yang pergi akan merasa tidak tenang dan sedih, sebagai seorang istri, kakak wajib menuruti kata-kata abang."

"Pemakaman bukanlah akhir dari kehidupan tapi adalah awal dari perjalanan, kematian adalah pintu gerbang dari keabadian. Saat di dunia ini kakak mencintai abang dan kita selalu ingin berada bersama dengan orang yang kita cintai, abang adalah orang baik. Dalam perjalanan waktu abang lah yang pertama kali dicintai Allah dan diminta untuk menemui-Nya, abang selalu mengatakan bahwa baginya Allah SWT adalah sang Kekasih dan abang selalu mengajarkan kakak untuk mencintai-Nya. Saat seorang Kekasih memanggil apakah kita harus bersedih? Abang bahagia dengan kepergiannya. Dalam syahadatnya abang tersenyum dan sungguh egois jika kakak sedih melihat abang bahagia," sambungnya.

Tanpa memberikan kesempatan untuk aku berkata, serangkaian kata terus
mengalir dari wanita itu,

"Kakak bahagia melihat abang bahagia dan kakak ingin pada saat terakhir
kakak melihat abang, kakak ingin abang tau bahwa baik abang di dunia maupun di akhirat kakak mencintainya dan berterima kasih pada abang karena abang telah meninggalkan sebuah harta yang sangat berharga untuk kakak yaitu cinta pada Allah SWT. Dulu abang pernah mengatakan pada kakak jika kita tidak bisa bersama di dunia ini kakak tidak perlu bersedih karena sebagai suami istri, kakak dan abang akan bertemu dan bersama di akhirat nanti bahkan di surga selama kami masih berada dalam jalan Allah. Dan abang telah memulai perjalanannya dengan baik, doakanlah kakak ya dik semoga kakak bisa memulai perjalanan itu dengan baik pula. Kakak sayang abang dan kakak ingin bertemu abang lagi."

Kali ini kulihat kakak tersenyum dan dalam keheningan taman aku tak mampu berkata-kata lagi.

Baca Lanjutanya......

CINTA IBARAT KUPU-KUPU

Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bilakau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau takmenduganya.Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti, tapi cinta


itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima.Jadi tenang2 saja, jangan ter-buru2 dan pilihlah yang terbaik.Kepada sahabat2ku yang ............ RAGU -RAGU DENGAN PERNIKAHANCinta bukannya perkara menjadi "orang sempurna"- nya seseorang. Justruperkara menemukan seseorang yang bisa membantumu menjadikan dirimumenjadi se-sempurnanya.Kepada sahabat2ku yang ............TIPE PLAYBOY/ PLAYGIRL.Jangan katakan "Aku cinta padamu" bila kau tidak benar2 peduli. Janganbicarakan soal perasaan2 bila itu tidak benar2x ada.Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat mematahkan hati.Jangan menatap ke dalam mata bila apa yang kau kerjakan cuma berbohong.Hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta,padahal kau tidak berniat sama sekali 'tuk menerimanya saat iaterjatuh.........Kepada sahabat2ku yang ............SUDAH MENIKAHKalau Cinta jangan katakan "Ini salahmu!", tapi "Maafkan aku, ya?"Bukan "Kau dimana!", melainkan "Aku disini, kenapa?"Bukan "Kok bisa sih kau begitu!" tapi "Aku ngerti."Dan juga bukan "Coba, seandainya kau..." akan tetapi"Terima kasih ya, kau begitu....."Kepada sahabat2ku yang ............BERTUNANGANTolok ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang kalianhabiskan bersama, melainkan untuk berapa saling baiknya anda berdua.Kepada sahabat2ku yang ............PATAH HATISakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengirisluka sedalam kau membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisamengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran danhikmahnya.Kepada sahabat2ku yang ............BELUM PERNAH JATUH CINTA.Bagaimana kalau jatuh cinta: Mau jatuh jatuhlah tapi jangan sampaiterjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan terlalu "ngotot", berbagilahdan jangan sekali2 tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidakmenuntut, siap2lah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpansemua rasa sakitmu itu.Kepada sahabat2ku yang ............INGIN MENGUASAI.Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapiakan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidakbahagia denganmu.Kepada sahabat2ku yang ............TAKUT MENGAKUI.Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. Itumalah lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu.Tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kau cintai sama sekali tidakmengetahui perasaanmu [terhadapnya].Kepada sahabat2ku yang ............MASIH BERTAHAN MENCINTAI SEORANGYANG SUDAH PERGI .Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh
cinta, hanya kemudian pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah
jodohmu dan kau telah menyiakan ber-tahun2 untuk seseorang yang tidak layak.
Kalau sekarangpun ia sudah tak layak, 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak
akan layak. Biarkan dia pergi, lupakan.......

Baca Lanjutanya......

SEPENGGAL BAIT CINTA YANG TAK TERGANTIKAN

Seperti sebuah tiupan angin, lembut dan mengantarkan kesejukan.Angin, sesuatu hal yang abstrak tapi ketika dia sudah bertindak kasar, jangankan segundukan gunung pasir yang tinggi, bahkan gedung angkuh dan menara pencakar langit bisa luluh lantak tanpa sisa.Demikian pula cinta, ia ditakdirkan sebagai satu benda tanpa bentuk, nama untuk beragam perasaan, judul untuk semua gemuruh hati, muara dari berjuta makna, wakil dari harapan tak terkira, kekuatan tak terartikan.


Kisah itu pun bermuara pada jatuh cinta, suatu peristiwa paling penting dalam sejarah kepribadian manusia sepanjang masa.Cinta, mampu mengubah seorang pengecut jadi pemberani, yang pelit jadi dermawan, yang malas jadi rajin, yang pesimis jadi optimis, yang kasar jadi lembut, yang lemah jadi kuat.Cinta merajut emosi manusia, begitu agung bahkan rumit sekaligus.Maka syair Rabiah al adawiyah, Rumi, Iqbal Tagore, Kahlil Gibran, sampai legenda Romeo dan Juliet, Siti Nurbaya, Cinderella menjadi begitu abadi tersimpan di dalam lembar sejarah hidup manusia.Bahkan penderitaan akibat kekecewaan kadang terasa manis karena cinta yang melatarinya... seperti Gibran yang kadang terasa menikmati Sayap-sayapnya yang Patah.Sebuah kisah dari sang raja yang galau karena sang putra mahkotanya ternyata seorang pemuda, apatis, dan tak berbakat.Suatu saat raja mencoba mengubah pribadi putranya dengan kata kunci: "The power of love". Sang raja kemudian mendatangkan gadis-gadis cantik ke istananya. Istana pun seketika berubah menjadi taman: semua bunga mekar di sana. Dan terjadilah sesuatu yang diharapkan, putranya jatuh cinta dengan seseorang diantara mereka. Tapi kepada gadis itu raja berpesan, "Kalau puteraku menyatakan cinta padamu, bilang padanya ,"Aku tidak cocok untukmu, Aku hanya cocok untuk seseorang raja atau seseorang yang berbakat menjadi raja."Benar saja, putera mahkota seketika tertantang. Maka ia pun mempelajari segala hal yang harus diketahui oleh seorang raja dan ia pun melatih diri menjadi seorang raja. Dan seketika luar biasa, bakat seorang raja meledak dalam dirinya. Ia bisa, ternyata ia bisa! Dan semua karena cinta.Cinta telah bekerja dalam jiwanya, sempurna. Dan memang selalu begitu, menggali jiwa manusia ke dalam, terus mendalam, sampai mata air keluhuran hati ditemukannya. Maka dari sana menyeruak luar biasa semua potensi kebaikan dan keluhuran dalam dirinya. Dari sana, mata air keluhuran mengalir deras, membanjir dan desak mendesak hingga bermuara pada perbaikan watak dan penghalusan jiwa.Cinta membuat manusia jadi manusia, dan memperlakukan manusia di tempat kemanusiaan yang tinggi.Kalau cinta kita kepada Allah membuat kita mampu memenangkan Allah dalam segala hal, maka cinta kepada manusia, hewan, tumbuhan atau apa saja, mendorong kita mempersembahkan semua kebaikan yang diperlukan untuk yang kita cintai. Dengan kata lain, cinta suci harus mampu membawa sesuatu yang dicintai pada kebaikan, pada hakikat cinta sejati, pada cinta Allah yang abadi. Jatuh cinta membuat manusia merendah, tapi sekaligus bertekad penuh untuk menjadi lebih terhormat."Kamu takkan pernah sanggup mendaki sampai ke puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata: cinta. Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa, tanpa gerak, tanpa daya hidup, tanpa daya cipta. Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya. Seketika ia hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri, angkara murka dan syahwat." (Annis Matta)Seperti itu pulalah cinta bekerja ketika harus memenangkan Allah atas diri sendiri dan yang lain, atau memenangkan iman atas syahwat.Sebuah kisah pemuda kufa ahli ibadah, hingga suatu saat ia jatuh cinta pada seorang gadis, dan cintanya berbalas. Bahkan ketika lamaran sang pemuda ditolak karena sang gadis telah dijodohkan dengan saudara sepupunya, mereka tetap nekat. Gadis itu bahkan menggoda kekasihnya,"Aku datang padamu, atau kuatur cara supaya kamu bisa menyelinap ke rumahku", begitu penjelasan sesatnya."Tidak! Aku menolak kedua pilihan itu. Aku takut pada neraka yang nyalanya tak pernah padam!" itu jawaban sang pemuda sekaligus membuat sang gadis terhenyak. Pemuda itu memenangkan iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta. "Jadi dia masih takut pada Allah?", gumam sang gadis. Seketika ia tersadar, dan tiba-tiba dunia terasa kerdil di hadapannya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan diri untuk beribadah. Tapi cintanya pada pemuda tidak mati. Cintanya berubah menjadi rindu yang berkelana dalam jiwa dan do'a-do'anya. Tubuhnya luluh latak didera rindu, dan akhirnya ia meninggal.Sang pemuda terhentak. Itu mimpi buruk. Gadisnya telah pergi membawa semua cintanya. Maka kuburan sang gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do'a-do'anya. Sampai suatu saat ia tertidur di atas pusara sang gadis. Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya, cantik, sangat cantik. "Apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah kepergianku?" tanya sang gadis."Baik-baik saja. Kamu sendiri di sana bagaimana,"jawabnya sembari balik bertanya. "Aku di sini dalam surga yang abadi, dalam nikmat hidup tanpa akhir." Jawab sang gadis. "Do'akan aku, jangan pernah lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa bertemu denganmu", tanya pemuda lagi."Aku tidak pernah lupa padamu. Aku selalu berdo'a agar Allah menyatukan kita di surga, teruslah ibadah. Sebentar lagi engkau akan menyusulku," jawab sang gadis. Hanya tujuh malam setelah mimpi itu, sang pemuda pun menemui ajalnya. Atas nama cinta, ia memenangkan Allah atas dirinya sendiri, atas nama cinta pula Allah akan mempertemukan mereka, dan cinta bekerja dengan cara itu.Tersebutlah kisah Umar bin Abdul Azis, seorang ulama, seorang mujtahid. Ia besar di lingkungan istana megah bani Umayyah, dan hidup dengan gaya hidup mereka bukan gaya hidup ulama. Shalat jama'ah pun kadang ditinggalkannya, lantaran belum selesai menyisir rambut. Tapi begitu ia menjadi khalifah, ia pun bertaubat. Sejak itu ia bertekad untuk berubah dan mengubah dinasti bani Umayyah. "Aku takut pada neraka", katanya menjelaskan rahasia perubahannya pada Al-Zuhri.Ia memulai perubahan besar dalam dirinya, istrinya, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruhnya. Kerja keras, walaupun hanya 2 tahun 5 bulan tapi membuahkan hasil luar biasa. Ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulafa'ur Rasyidin.Tapi semuanya ada harganya, fisiknya anjlok..Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; ia menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahi. Seorang gadis yang sudah lama dicintai dan sangat diinginkannya, begitu pun sebaliknya sang gadis.Ironisnya, Fatimah istrinya, tidak pernah mengizinkan, atas nama cinta dan cemburu. Tapi sekarang justru sang istrinyalah yang membawa hadiah kepadanya. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu biru.Kenangan romantika sebelum perubahan, bangkit kembali dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwa. Tapi saat cinta hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahan belum usai ditunaikan.Cinta dan cita bertemu muka dan bertarung dalam pelataran hati sang Pembaharu.Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, "Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu," kata Umar.Cinta yang terbelah dan tersublimasi di antara kesadaran hingga berakhir di puncak keagungan.Umar memenangkan cinta yang lain., karena memang ada cinta di atas cinta.Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, "Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?. " Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!".Cinta di atas cinta, dan adakah yang lebih mulia cintanya dari suatu Zat yang begitu mencintai kita?, yang tak pernah meninggalkan kita di saat kita galau dan bimbang. Cinta, semuanya atas nama cinta, bukanlah suatu hal yang salah apalagi tercela. Ia mampu mengangkat manusia menduduki posisi paling agung, ketika sang manusia mampu menempatkannya pada posisi terhormat di relung hatinya.Allah memberikan kesempatan pada kita untuk menghirup dunia ini, itu atas cinta Allah pada kita. Allah telah menciptakan kita begitu sempurna, memberikan kita raga begitu rupa, memberikan kita waktu begitu raya, memberikan semuanya begitu berharga.Allah pulalah yang selalu di sisi kita, melihat kita, mendengar kita, membimbing kita menuntun kita walau kita kadang luput untuk mengingat-Nya. Allah pulalah yang selalu hadir dalam kesendirian kita, di saat kita tersudut dalam keperihan, di saat kita terpuruk dalam kedukaan, di saat semua lupa pada kita.Allah pulalah satu-satunya yang tak pernah mengecewakan kita atas sesuatu hal yang kita harap. Allah-lah satu-satunya yang Maha Pemberi terbaik bagi hamba-hambanya. Begitu besarnya cinta Allah kepada kita, tak tertandingi seluas langit dan bumi pun. Apakah kita, manusia, masih mampu menggantikan cinta-Nya dengan seorang hamba manapun yang lemah dan papa.....?


Baca Lanjutanya......